Posted by: fadilarahim | December 9, 2011

Ummat Membutuhkan Generasi

Membangun Generasi Harapan Ummat

Oleh: Fadila Rahim

            Remaja adalah tulang punggung masyarakat, mereka sebagai aset untuk meneruskan stafet perjuangan suatu bangsa. Baik dan buruknya suatu bangsa bisa dilihat dari remajanya, jika remajanya baik, baik pula nasib sebuah bangsa tersebut dan begitulah sebaliknya.

Bagaimana dengan negara kita? menurut temuan survei lembaga pemerintah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membuat hati terenyuh, menunduk lemas sembari menggelengkan kepala. Kita benar-benar ‘’shock’’ dibuat data yang menunjukkan perubahan signifikan dalam kehidupan remaja kita yang semakin permisif, tidak tabu lagi berzina, merusak moral dan mengancam masa depan bangsa jika tidak disikapi dengan serius.

Read More…

Posted by: fadilarahim | May 27, 2010

WASIAT 3

Hendaknya Tidak Membunuh Anak Dikarenakan Takut Miskin

Membunuh orang dengan sengaja tanpa dengan cara yang baik itu dosanya lebih besar daripada berhianat kepada kedua orang tua, apalagi yang dibunuh itu adalah anaknya sendiri tentu itu lebih besar lagi.

Allah berfirman:

وَلا تَقْتُلُوا أَوْلادَكُمْ مِنْ إِمْلاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. (QS. Al-An’am: 151)

Juga firman Allah dalam surat al-isra’.

وَلاَ تَقْتُلُواْ أَوْلادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُم إنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْءاً كَبِيراً

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS. Al-Isra’: 31)

Dalam ayat di atas Allah SWT melarang membunuh anak dikarenakan takut miskin, hal ini dikarenakan Allah SWT menjanjikan rizki bagi kita. Dan semua makhluk hidup yang ada di dunia ini rizkinya dari Allah.

Read More…

Posted by: fadilarahim | May 27, 2010

WASIAT 2

Hendaknya Berbuat Baik Terhadap Kedua Orang Tua.

Dalam al-Qur’an dan hadits, banyak sekali ayat-ayat yang memerintahkan untuk selalu berbuat baik kebada kedua orang tua. Diantaranya adalah:

Firman Allah:

وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً

“Berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa”.

Yang dimaksusd dengan ihsan kepada kedua orang tua yaitu menyampaikan setiap kebaikan kepada keduanya semampu kita dan bila memungkinkan mencegah gangguan terhadap keduanya. Menurut Ibnu Athiyah, kita wajib juga mentaati keduanya dalam hal-hal yang mubah, harus mengikuti apa-apa yang diperintahkan keduanya dan menjauhi apa-apa yang dilarang.
Read More…

Posted by: fadilarahim | May 27, 2010

WASIAT 1

Hendaknya Tidak Berbuat Syirik(Menyukutukan Allah).

Definisi Syirik

Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah di samping berdo’a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban) bernadzar, berdo’a dan sebagainya kepada selain Allah.

Karena itu barang siapa yang menyembah selain kepada Allah berarti ia telah meletakkan ibadah tidak pada tempatnya, dan memberikan kepada yang tidak berhak.

Read More…

Posted by: fadilarahim | May 27, 2010

PENJELASAN SURAT AL-MA’UN

LARANGAN MENGHARDIK ANAK YATIM

Oleh: Fadila Rahim

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ (1) فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ (2) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (3) فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7)

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?, Itulah orang yang menghardik anak yatim, Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, Orang-orang yang berbuat riya, Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (al-Ma’un: 1-7)

Dalam ayat ini Allah mencela bagi siapa yang meninggalkan hak-hakNya dan hak-hak hambanya.

Firman Allah: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?” yaitu dengan kebangkitan dan hari pembalasan, sehingga ia tidak beriman terhadap apa yang diturunkan pada Rasul.

Read More…

Posted by: fadilarahim | May 23, 2010

UMAT ISLAM DIBURU

UMAT ISLAM DIBURU

(Mengungkap Sandiwara Destasemen Khusus 88 Terhadap Pengepungan Teroris Di Solo)

Oleh: Fadila Rahim

Sudah menjadi sunnatullah, dari awal diturunkannya syare’at di muka bumi ini, kebenaran menjadi sasaran utama kebathilan. Kedua belah pihak ini senantiasa akan terus pertikai, umur pertikayannya setara dengan umur manusia, selama masih ada manusia di muka bumi ini, kebenaran dan kebatilanpun akan menyertainya. Hal ini selaras dengan firman Allah yang berbunyi:

الَّذِينَ آَمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (an-Nisa’: 76)

Sekilas kita tengok sejarah perjalanan ummat terdahulu, Nabi Musa dikejar-kejar oleh fir’aun, Nabi Ibrahim dibakar dengan kayu bakar oleh Raja Namrud, Nabi Isa dikejar-kejar oleh raja bekerja sama dengan orang Yahudi, bahkan Nabi kita Muhammad SAW dilempari batu ketika dakwah ke Tho’if.

Read More…

Posted by: fadilarahim | May 17, 2010

MEREKA MENJAWAB

MEREKA  MENJAWAB

(Menjawab alasan kelompok yang menolak hadits ahad sebagai hujjah dalam aqidah dan amal)

oleh: Fadila Rahim

Artikel ini sengaja kami tulis dari hasil dialog kami dengan salah satu blogger yang menulis sebuah artikel yang berjudul “Kedudukan Khabar Ahad dalam Masalah Aqidah” dalam dialog yang sukup panjang tersebut kami menganalisa jawaban penulis artikel dengan beberapa masalah, diantaranya adalah:

Pertama: berkenaan dengan diutusnya Mu’ad bin jabal ke Negeri Yaman, Rasulullah memerintahkan Mu’ad hendaknya yang pertama kali disampaikan untuk mentauhidkan Allah, apakah ini bukan permasalahan aqidah? Dipandang dari ilmu hadits ini termasuk hadits ahad dikarenakan yang meriwayatkan tidak sampai mutawatir.

Mereka menjawab: ya, itu kan dakwah/tabligh, beda konteks nya. kalau diperpanjang nanti bisa juga org berkata : yang nyampaikan wahyu kan malaikat jibril sendiri, itu kan khabar ahad? wah repot

Ia melanjutkan
Read More…

Posted by: fadilarahim | May 12, 2010

BERIMAN KEPADA SHIRAT (JEMBATAN DI ATAS NERAKA JAHANNAM)

Telah menjadi kesepakatan antara Ahlus sunnah wal jama’ah dan ahli tauhid: yaitu beriman terhadap apa yang menimpa setelah kematian, dan apa yang terjadi pada hari kiamat, dan diantaranya adalah: beriman pada sirath.

Pengertian

Secara bahasa: jalan yang terang, sebagaimana firman Allah:

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ

“Tunjukilah kami jalan yang lurus”. (QS. al-Fatihah: 6)

Dalam ayat ini ada tiga bacaan, diantaranya adalah:

(السراط) dengan memakai (س), ini adalah bacaan Qunbul dari Ibnu Katsir.

(الزراط)    dengan mamakai (ز), ini adalah bacaan Half dari Hamzah.

(الصراط)  dengan mamakai (ص), ini adalah bacaan sisa dari yang di atas.

Sedangkan menurut istilah adalah: Sebuah jembatan yang terbentang di atas punggung Neraka Jahannam sebagai satu-satunya jalan menuju jannah Allah.

Read More…

Posted by: fadilarahim | May 11, 2010

Pluralisme Antara Pembaharu Dan Suatu Yang Baru

إن الله يبعث لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها. رواه أبو داود

Sesungguhnya Allah senantiasa akan membangkitkan untuk umat ini pada setiap akhir seratus tahun (satu abad), orang yang akan memperbarui agamanya.”

(HR. Abu Daud)

Definisi Pembaharu

Seorang “pembaharu” bukanlah seorang Nabi, dan ini pasti tidak diragukan. Akan tetapi karakter dan sepak terjangnya mendekati karakter dan sepak terjang yang dimiliki para Nabi. Beberapa ciri yang pasti harus dimiliki oleh seorang pembaharu dalam Islam adalah: Pikiran yang jernih, wawasan yang luas, sikap yang konsisten, kemampuan menganalisa hal-hal mana yang melampaui batas dan mana yang akan mengantarkan pada tujuan, mampu memelihara keseimbangan; memiliki kekuatan berpikir yang sama sekali tidak terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat rendah dan primordial yang terus berjalan sepanjang masa; berani dan pantang mundur dalam menghadapi tantangan zaman; memiliki kemampuan memimpin; kemampuan ijtihad, membangun dan membina masyarakat.

Di atas itu semua ia harus seorang Muslim yang memiliki keimanan, pandangan, pemahaman, dan perasaan yang benar tertang Islam, yang dengan itu ia mampu membedakan antara Islam dan jahiliyah, sampai pada hal yang bersifat parsial sekalipun. Ia juga haruslah seorang yang mampu menjelaskan kebenaran dan memisahkannya dari segala yang menodai sepanjang sejarah perjalanan Islam. Itulah ciri-ciri khusus yang harus dimiliki oleh seorang pembaharu, karakter semacam ini dalam skala yang lebih besar merupakan sifat-sifat para Nabi dan Rasul.

Read More…

Posted by: fadilarahim | May 11, 2010

Pluralisme Dalam Islam

Banyak masyarakat yang menanyakan hal ini terhadat lajnah daimah, dan juga permasalahan ini sudah menyebar di media massa, baik dari tulisan dan lain sebagainya dengan tujuan menyeru kepada keyakinannya (Pluralisme), menyatukan antara agama Islam, Yahudi, Nasrani, dan lainnya.

Setelah diperhatikan dan dipelajari, lajnah da’imah menekankan bahwa:

  1. Bahwasanya diantara pokoh keyakinan dalam islam adalah Ma’lumat minaddin biddarurah (sesuatu yang sudah sudah jelas dalam agama), yang telah disepakati oleh kaum muslimin, bahwasanya tidak ada di bumi ini agama yang haq kecuali agama Islam, agama Islam merupakan agama terakhir dan penghapus semua agama dan syare’at sebelumnya, dan tidak ada dalam bumi ini agama yang beribadah kepada Allah kecuali agama Islam. Allah berfirman:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran: 85)

Read More…

Posted by: fadilarahim | May 5, 2010

Pluralisme Versi Syafi’i Maarif

Pluralisme Harus Dijaga

JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif sepakat bahwa prinsip pluralisme harus terus dijaga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pluralisme menunjukkan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, Syafii heran bila banyak pihak menilai pluralisme sebagai prinsip yang haram.

Dalam peluncuran buku ‘Muhammadiyah Gerakan Pembaruan’ di Gedung Joeang, Jumat (23/4/2010), Syafii menilai bahwa pluralisme menunjukkan tingkat intelektualisme di suatu bangsa. Menurutnya, intelektualisme itu sama dengan pluralisme.

“PLURALISME KENAPA DIHARAMKAN ITU KAN TAK LAIN DARI TIDAK MENGAKUI KEMAJEMUKAN. NANTI KATANYA AKAN PINDAH AGAMA, ITU PAHAM SIAPA? CERDAS DIKITLAH…” UNGKAP PRIA YANG KERAP DISAPA BUYA INI.

Syafii memastikan negara atau masyarakat tanpa pluralisme akan menghasilkan kondisi yang berantakan. Baginya, setiap insan yang ingin melintasi abad harus berpikir cerdas. Maka, dia juga menilai pentingnya muncul majelis tarjih dan kemerdekaan berpikir di tengah-tengah PP Muhammadiyah.
Read More…

Makalah ini sebuah penjelasan dari matan aqidah ath-Thohawiyah yang berbunyi sebagai berikut:

قوله: (وَنَرَى الصلاة خَلْفَ كُلِّ بَرٍّ وَفَاجِرٍ مِنْ أَهْلِ الْقِبْلَة، وعلى مَنْ مَاتَ مِنْهُمْ).

Pernyataan penulis:Diperbolehkan shalat dibelakang ahli kiblat (orang islam) yang baik maupun yang jahat, dan yang meninggal diantara mereka”.

Dalam permasalahan ini syekh sholeh bin fauzan membagikan menjadi dua bagian, diantaranya adalah:

Pertama: Bahwasanya shalat adalah sebuah amal dan kebaikan, maka apabila seseorang melaksanakannya khususnya dibelakang penguasa, maka mereka telah melaksanakan kebaikan, dan meninggalkan shalat dibelakangnya merupakan perkara yang sangat berbahaya, dan pelakunya telah bermaksiat.

Read More…

Older Posts »

Categories